TUGAS
MANDIRI
Joint
Venture Dalam Bisnis Global
Mata
Kuliah: Pengantar Manajemen
Nama : Oktavia Darucahya Nugroho
NIM : 140410223
Kode Kelas : 141-MN048-M10
Dosen : Sri Afridola, S.E.,
M.M.
UNIVERSITAS
PUTERA BATAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta junjungan nabi besar kita
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Adapun judul penulisan Makalah, yang
penulis sajikan sebagai berikut :
“Joint Venture Dalam Bisnis Global “
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai syarat
pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen program S1 Tenik Industri. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan
makalah ini tidak akan lancar dan selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Ibu Sri Afridola, S.E., M.M. yang telah memberi bimbingan berupa materi, orang
tua, serta teman – teman yang telah memberi saran, dan semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut
satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikannya.
Akhir kata penulis mohon saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi penulis.
Batam,
22 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1.
Latar
Belakang Masalah....................................................... 1
1.2.
Perumusan
Masalah.............................................................. 1
1.3.
Tujuan
Penulisan................................................................... 2
1.4.
Manfaat
Penulisan................................................................. 2
BAB 2 DASAR TEORI.............................................................................. 3
2.1.
Definisi
Joint Venture............................................................ 3
2.2.
Anggota
Joint Venture.......................................................... 4
2.3.
Ciri
– ciri Joint Venture........................................................ 4
2.4.
Jenis – jenis Perjanjian Joint Venture................................. 5
2.5.
Pembagian
laba Joint Venture
............................................ 5
2.6.
Metode Akuntansi Untuk Joint Venture............................. 6
2.7.
Joint Venture yang Belum Selesai........................................ 7
BAB 3 PEMBAHASAN............................................................................ 10
3.1.
Profil
Perusahaan Sony Ericsson......................................... 10
3.2.
Latar
Belakang Terbentuknya Sony Ericsson.................... 11
3.3.
Perkembangan
Sony Ericsson.............................................. 13
3.4.
Akhir
dari Perjalanan Sony Ericsson.................................. 15
BAB 4 PENUTUP..................................................................................... 17
4.1.
Kesimpulan........................................................................... 17
4.2.
Saran..................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, bisnis ekonomi pun juga
ikut terpengaruh. Batasan antarnegara menjadi semakin kabur pada saat teknologi
komunikasi semakin maju. Hal ini membuat semakin ketatnya persaingan dalam
dunia bisnis yang terjadi antar perusahaan – perusahaan besar. Akibatnya,
perusahaan – perusahaan kecil akan tersisih dari dunia bisnis dan terancam
bangkrut. Untuk menghindari hal itu, maka pelaku bisnis harus melakukan
Strategi Bisnis Global. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Strategi
Bisnis Global, yang dikhususkan kepada Joint Venture.
Dalam hal ini penulis telah mengambil dasar teori dari
sumber buku dan internet untuk menambah penjelasan dan membawa kita kepada sebuah
pemahaman sebuah strategi dalam bisnis global khususnya joint venture.
Adapun dalam makalah ini akan membawa kita pada contoh
kasus dari salah satu perusahaan besar yang menerapkan serta memberi pemahaman
tentang joint venture secara singkat tetapi mudah dipahami yang akan penulis
bahas di bab 3 Pembahasan. Serta menjelaskan perjalanan perusahaan yang telah
melakukan joint venture tersebut.
1.2.
Perumusan
Masalah
Pada materi ini, penulis
akan membahas mengenai sebagai berikut :
·
Apa yang dimaksud joint venture ?
·
Siapa dan apa ciri – ciri joint venture
?
·
Apa saja macam perjanjian joint venture
?
·
Bagaimana pembagian laba dalam
perjanjian joint venture ?
·
Jelaskan metode akuntansinya ?
·
Apa faktor yang menyebabkan perusahaan
melakukan joint venture ?
·
Bagaimana perkembangan perusahaan
setelah melakukan joint venture berdasarkan contoh kasus ?
1.3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
:
·
Memahami apa yang dimaksud joint
venture.
·
Mengerti tentang anggota dan ciri – ciri
joint venture.
·
Mampu menjelaskan dan memahami macam
perjanjian joint venture.
·
Memahami pembagian laba dalam joint
venture.
·
Mampu menjelaskan metode akuntansi joint
venture.
·
Memahami faktor yang menyebabkan
perusahaan melakukan joint venture.
·
Mampu mengetahui perkembangan perusahaan
setelah melakukan joint venture berdasarkan contoh kasus.
1.4.
Manfaat
Penulisan
Penulis berharap hasil dari penulisan
makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca untuk :
- Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai joint venture dalam strategi bisnis global.
- Sebagai acuan untuk persiapan diri bagi pembaca untuk mengahadapi bisnis global jika suatu saat nanti menjadi pengusaha.
- Sebagai strategi bertahan dari ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi.
BAB
2
DASAR
TEORI
2.1. Definisi Joint Venture
Joint venture adalah suatu unit
terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang - kadang
juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk
organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum. Dan berikut ini adalah
beberapa definisi joint venture menurut
para ahli yang telah penulis ambil dari beberapa sumber buku dan internet.
Antara lain :
Ø Menurut
Peter Mahmud, joint venture merupakan
suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru,
perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture.
Ø Menurut
Erman Rajagukguk, joint venture ialah
suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional
berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint
venture yang bersifat internasional.
Berdasarkan pengertian dari tokoh
di atas maka dapat kita ketahui unsur - unsur yang terdapat dalam joint venture
ialah :
1.
Kerjasama dua pihak atau lebih.
Joint venture merupakan kerjasama
dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama
baru.
2.
Ada modal.
Dalam joint venture masing-masing
pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan
perusahaan baru.
3.
Ada surat perjanjian.
Sebagai bentuk adanya kerjasama
antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian
yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture
karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak
yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa
dipertanggungjawabkan.
2.2. Anggota Joint Venture
Para anggota (pihak yang menyelenggarakan ) joint
venture sering disebut dengan istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota
joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas dan
sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusahaan.
Salah satu di antara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya, yang
disebut managing partner.
2.3.
Ciri - ciri Joint Venture
Perusahaan joint venture memiliki ciri – ciri :
1.
Merupakan perusahaan baru
yang secara bersama-sama didirikan oleh beberapa perusahaan lain.
2.
Modalnya berupa saham yang
disediakan oleh perusahaan - perusahaan pendiri dengan perbandingan tertentu.
3.
Kekuasaan dan hak suara
dalam joint venture didasarkan pada banyaknya saham yang ditanam oleh
masing-masing perusahaan pendiri.
4.
Perusahaan - perusahaan
pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kebebasan masing - masing.
5.
Risiko ditanggung bersama - sama
antara masing - masing partner melalui perusahaan - perusahaan berlainan.
2.4.
Jenis – jenis Perjanjian Joint Venture
Ada 2 jenis perjanjian joint
venture antara lain :
·
Joint
venture domestik
·
Joint
venture domestik didirikan antara perusahaan yang
terdapat di dalam negeri.
·
Joint
venture Internasional
Joint venture
internasional ini didirikan di Indonesia oleh dua
perusahaan dimana salah satunya perusahaan asing.
2.5. Pembagian laba Joint Venture
Seperti halanya persekutuan, maka laba joint venture
juga hak para anggota. Oleh karana itu, laba joint venture akan dibagikan
kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian labanya juga akan diatur di dalam
perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode
pembagian laba persekutuan, yaitu:
- Laba dibagi sama,
- Laba di bagi dengan ratio tertentu,
- Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu:
1.
Modal mula-mula,
2.
Modal awal periode,
3.
Modal akhir periode, dan
4.
Modal rata-rata.
- Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.
- Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.
- Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.
2.6. Metode
Akuntansi Untuk Joint Venture
Pada prinsipnya ada dua metode
:
- Buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
Pembukuan
masing-masing anggota diselenggarakan secara terpisah rekening pembukuan di
dalam joint venture meliputi aktiva, hutang, pendapatan, biaya - biaya dan
modal yang diselenggarakan untuk tiap anggota.
- Rekening - rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan dicatat didalam buku masing-masing anggota, ( tidak diselenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap aktiva joint venture atau digabung ).
Masing-masing anggota harus mempunyai rekening joint venture pada
buku-bukunya, meskipun masing-masing patner mecatat transaksi-transaksi yang
terjadi pada buku managing patner tetap harus dibentuk rekening joint venture.
Misal kas JV, piutang JV, Hutang JV, dll.
Dalam metode
ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri.
Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu
(partner). Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
·
Managing
Partner
Pada dasarnya managing partner akan
menyelenggarakan rekening secara lengkap, yaitu rekening - rekening aktiva,
utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut dicampur
dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap
rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah
“joint venture” pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan
managing partner meliputi :
a)
Rekening Aktiva - Joint Venture
b)
Rekening Utang - Joint Venture
c)
Rekening sekutu atau partner
d)
Rekening Joint Venture
·
Non -
Managing Partner
Non - managing partner hanya
menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :
a)
Rekening Joint Venture
b)
Rekening Sekutu (Partner)
Ø Rekening Managing
Partner
Berikut mekanisme pendebitan dan
pengkreditan rekening ini:
-
Pendebitan
Pendebitan dilakkan apabila terjadi
transaksi yang berakibat:
F Aktiva joint
ventre bertambah
F Utang joint
venture berkurang dan
F Modal atau
managing partner berkurang
-
Pengkreditan
Pengkreditan dilakukan apabila
terjadi transaksi yang berakibat:
F Aktiva joint
venture berkurang
F Utang joint
venture bertambah dan
F Modal atau
managing partner bertambah
Ø Rekening
Sekutu non - Managing Partner yang lain.
2.7. Joint
Venture yang Belum Selesai
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum
selesai tersebut timbul masalah akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau
rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi - laba atas joint venture
yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi - laba joint venture yang
belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi
laba ( pendapatan dan biaya ).
Dalam hal
anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini
menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan
pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.
·
Metode
Akuntansi Terpisah
Apabila
joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk
menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi
tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang
disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat
bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
·
Metode
Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan
metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba / rugi dapat diketahui
dari saldo rekening joint venture, yaitu :
Laba, apabila rekening Joint venture
bersaldo kredit dan
Rugi, apabila rekening Joint venture
bersaldo debit.
Seperti yang
dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba / ruginya apabila
telah berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami
hal - hal yang perlu dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah
sedikit berbeda dari pembukuan secara terpisah, yang membedakan adalah hak - hak para
anggota di dalam joint venture dapat ditentukan pada setiap saat yang
menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para
anggota adalah selisih antara jumlah komutatif semua rekening yang mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif
semua rekening yang mempunyai saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan
oleh anggota yang bersangkutan.
Rekening - rekening dengan saldo debet menunjukkan
aktiva joint venture (termasuk biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening -rekening
yang mempunyai saldo kredit adalah rekening yang menunjukkan kewajiban -
kewajiban joint venture kepada pihak ketiga dan hak - hak anggota di dalam
joint venture.
BAB 3
PEMBAHASAN
Berikut
ini adalah contoh kasus perusahaan besar yang memiliki perbedaan budaya, bidang
pemasaran dan wilayah pemasaran yang melakukan joint venture.
3.1.
Profil
Perusahaan Sony Ericsson
Nama Perusahaan : Sony Ericsson Mobile
Comunication AB
Jenis Perusahaan : Joint Venture
Berdiri : 1 Oktober 2001
– 16 Februari 2012
Markas besar : Hammersmith, London,
Inggris
Member : 1. Sony
Corporation (50%)
2. Ericsson AB (50%)
Produk : Ponsel
Perangkat mobile musik
Wireless sistem
Wireless perangkat suara
Hi-tech aksesoris
Perangkat data nirkabel
Jumlah karyawan : 7.500 ( Desember 2010 )
Sony Ericsson
(nama lengkap : Sony Ericsson Mobile Communications AB) adalah perusahaan
pembuat telepon genggam yang merupakan perusahaan yang didirikan pada 1 Oktober
2001 hasil gabungan dari dua perusahaan besar dalam dua bidang yang berbeda
antara perusahaan Jepang, Sony (elektronik) dan perusahaan Swedia, Ericsson
(telekomunikasi selular). Perusahaan induk mereka berada di Hammersmith,
London, Inggris dan juga memiliki tim riset dan pengembangan di Swedia, Jepang,
Cina, Jerman, Amerika Serikat, India, Pakistan dan Inggris.
3.2.
Latar
Belakang Terbentuknya Sony Ericsson
Ericsson adalah
salah satu perusahaan penyedia telekomunikasi terkemuka dan sistem komunikasi
data, dan layanan terkait yang meliputi berbagai teknologi, termasuk khususnya
jaringan seluler terbesar di Swedia. Awalnya, Ericsson adalah perusahaan yang
didirikan oleh Lars Magnus Ericsson sebagai toko perbaikan telegram di Swedia
pada tahun 1876.
Sedangkan Sony
adalah perusahaan yang berdiri pada 7 Mei
1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi
Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai
perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai
sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records
(perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888). Sony juga memproduksi ponsel.
Pada
tahun 2000, beberapa masalah besar sedang dialami kedua perusahaan tersebut.
Untuk mengurangi kerugian, Ericsson berfikir untuk merger dengan perusahaan
asia yang dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk produksi handset.
Spekulasi ini dimulai dari kemungkinan penjualan divisi ponsel Ericsson namun
presiden director mereka mengatakan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk
melakukan itu. "Mobile phones benar - benar sebuah bisnis inti untuk
Ericsson. Kami tidak akan berhasil (dalam jaringan) jika kami tidak memiliki
telepon," katanya. Dan akhirnya terpilihlah Sony untuk menjadi joint
partner kerjanya.
Berikut ini adalah
alasan utama perusahaan melakukan joint venture :
1.
Kerugian
yang sangat besar dialami oleh Ericsson
Ericsson memutuskan untuk membuat chips ponsel
mereka pada satu sumber, Philips Facility di New Mexico. Bulan Maret 2000,
kebakaran pada pabrik Philips telah mencemari fasilitas yang steril. Keadaan
tersebut membuat produksi ponsel Ericsson dan Nokia (yang juga merupakan
konsumen dari fasilitas tersebut) menjadi tertunda. Ketika menjadi jelas bahwa
produksi akan benar - benar terpaksa dikompromikan untuk beberapa bulan,
Ericsson telah dihadapi masalah serius. Tetapi, Ericsson posisinya jauh lebih
buruk karena kedua perusahaan ini tengah memproduksi ponsel baru dengan tanggal
peluncuran yang semakin dekat. Jelas, akibat kebakaran tersebut, Ericsson
menderita kerugian yang sangat besar.
- Keterbatasan kemampuan untuk memproduksi barang
Ketidakmampuan Ericsson
dalam memproduksi ponsel murah seperti punya Nokia turut memperparah keadaan
ini. Berbeda dengan saingannya, yaitu Nokia. Masalah Nokia tidak terlalu serius
karena telah membangun sumber alternatif produksi chip mereka.
- Persaingan bisnis yang semakin ketat
Toshiba dan Siemens talah
mengumumkan rencana melakukan kerjasama pada handset 3G untuk jaringan selular
pada bulan November 2000. Tentunya hal ini akan merepotkan Ericsson karena
disamping harus bersaing dengan Nokia, Ericsson juga harus waspada terhadap
Toshiba dan Siemens mengenai strategi mereka setelah melakukan kerjasama.
Sementara Ericsson sedang berada dalam kondisi terburuknya.
- Kecilnya penjualan yang dialami Sony
Sony yang bermain bisnis di pasar ponsel di seluruh
dunia dengan persentase penjualan kurang dari 1 persen pada tahun 2000, juga
mengalami kerugian pada kawasan ini tetapi memiliki keinginan untuk lebih fokus
pada pasar dunia.
Dan akhirnya pada
bulan April 2001, Sony mengkonfirmasikan bahwa ia berbicara dengan Ericsson
untuk kemungkinan kerjasama dalam bisnis handset. Kemudian pada Agustus 2001,
dua perusahaan telah menyelesaikan syarat - syarat penggabungan yang diumumkan
pada bulan April. Sony Ericsson memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan.
3.3.
Perkembangan
Sony Ericsson
Setelah
melakukan joint venture dengan Sony, Ericsson mengalami perkembangan sedikit
demi sedikit yang sempat juga mengalami masalah pada awal kerjasama mereka. Dan
perkembangan tersebut akan dijelaskan pada uraian berikut :
- Pada bulan Agustus Sony Ericsson mengalami down membuat Ericsson berpikir ulang hubungan kemitraan mereka dengan Sony. Akan tetapi pada Januari 2003, kedua perusahaan ini mengemukakan bahwa mereka akan lebih berkonsentrasi memajukan Sony Ericsson.
- Target peraihan keuntungan pertama tahun 2002 hingga 2003 untuk paruh kedua 2003 telah tercapai dengan merilis ponsel dengan kemampuan fotografi digital terintegrasi dan multimedia P800.
- Bulan Juni 2003, Sony Ericsson menyatakan bahwa akan menghentikan cellphones CDMA untuk pasar Amerika dan fokus pada GSM. Ia juga slashed pekerjaan dalam penelitian dan pengembangan di Amerika dan Jerman.
- Setelah sukses dengan telepon P800, Sony Ericsson memperkenal kan P900 di acara serentak di Las Vegas dan Beijing pada bulan Oktober 2003.
- Pada tahun 2004, pasar saham Sony Ericsson meningkat dari 5,6 persen pada kuartal pertama hingga 7 persen di kuartal kedua. Pada bulan Juli 2004, Sony Ericsson memperkenalkan P910 communicator dengan thumb board terintegrasi, dukungan e-mail, slot memori tambahan dan peningkatan kinerja layar.
- Bulan Februari 2005, Presiden Sony Ericsson Miles Flint mengumumkan di 3GSM World Congress bahwa Sony Ericsson akan menyingkap ponsel pemutar musik digital pada bulan berikutnya dengan istilah WALKMAN dan mendukung banyak format file musik.
- Pada tanggal 1 Maret 2005, Sony Ericsson memperkenalkan K750i dengan kamera 2 megapiksel, W800i sebagai ponsel WALKMAN pertama yang sangat sukses di pasaran dan 2 posel baru lainnya.
- Pada 1 Mei 2005, Sony Ericsson setuju untuk menjadi sponsor global WTA Tour dengan kontrak senilai 88 juta dolar AS lebih dari 6 tahun. The Women's Pro Tennis diubah namanya menjadi Sony Ericsson WTA Tour.
- Pada 7 Juni, Sony Ericsson mengumumkan sponsor di India Barat, Chris Gayle dan Ramnaresh Sarwan.
- Pada bulan Oktober 2005, Sony Ericsson merilis ponsel pertama bersistem operasi Symbian UIQ 3 yaitu P990.
- Pada tanggal 2 Januari 2007, Sony Ericsson mengumumkan di Stockholm yang akan memiliki beberapa ponsel yang diproduksi di India. Ia mengumumkan bahwa dua mitra outsourcing, Lextronic dan Foxconn akan menghasilkan 10 juta per tahun cellphones sampai tahun 2009. CEO Miles Flint mengumumkan di konferensi pers yang diadakan dengan India menteri komunikasi Dayanidhi Maran di Chennai India yang merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan paling cepat di dunia dan prioritas untuk pasar Sony Ericsson dengan 105 juta pengguna telepon selular GSM.
- Pada tanggal 15 Oktober 2007, Sony Ericsson mengumumkan pada Symbian Smartphone Show bahwa mereka akan menjual setengah dari UIQ berbagi untuk Motorola.
- Tahun 2007 diumukan CyberShot pertama kamera 5 megapixel Sony Ericsson, K850, yang sangat sukses di pasaran. Mereka juga mengumumkan C905 yang akan diluncurkan kuartal 4 2008. C905 sangat penting karena merupakan ponsel 8 megapiksel pertama di dunia yang diumukan.
3.4.
Akhir
dari Perjalanan Sony Ericsson
Sony membeli 50 persen
saham yang dimiliki Ericsson dalam usaha patungan Sony Ericsson tanggal 16
Februari 2012. Lewat pembelian tersebut, Sony resmi "bercerai" dengan
Ericsson dalam bidang pengembangan ponsel.
Meski berpisah,
"perceraian" ini sepertinya membuka jalan bagi Sony untuk lebih fokus
mengembangkan produknya. Beberapa petinggi Sony bahkan menganggap perpisahan
ini suatu kesempatan yang menguntungkan. Hal ini terlihat dari komentar - komentar
para petinggi Sony dalam rangkaian acara Mobile World Congress di Barcelona.
Pada konferensi pers
hari Minggu (26/2/2012), Executive Deputy President, President dan CEO Sony
Corporation yang baru, Kazuo Hirai, menekankan bahwa pesan yang dia bawa ke
Barcelona adalah bahwa Sony kembali ke bisnis telepon. Hirai mengatakan bahwa
Sony Mobile Communications akan diintegrasikan dalam Sony secara keseluruhan.
"Sony Mobile
Communications perlu berjalan bersama Sony Corp. Meski ini barangkali sebuah
entitas perusahaan yang terpisah, namun dalam operasi dan kerja sama akan
dilakukan secara erat dan terbuka sebagai satu organisasi," katanya.
Sementara, pada
kesempatan yang sama, Presiden dan CEO Sony Mobile Communications, Bert
Nordberg, menyambut para tamu dengan mengatakan bahwa ini adalah pertama
kalinya konferensi pers sebagai Sony Mobile Communications.
"Akuisisi dari
Sony Ericsson telah selesai 10 hari yang lalu, dan saat ini kami merupakan 100
persen bagian dari Sony, ujarnya. "Dan malam ini kami akan memulai halaman
baru untuk perusahaan kami yang akan menginspirasi konsumen dan menguntungkan
pelanggan kami di seluruh dunia."
Baik Hirai maupun
Nordberg sepakat bahwa Sony Ericsson mengalami kesulitan karena merupakan mitra
yang setara. Kondisi itu memperlambat pengambilan keputusan dan berujung pada
lambatnya produk sampai ke pasar.
"50:50 terbukti
bermasalah. Saya tidak akan mengambil pekerjaan 50:50
lagi," kata Nordberg.
Yang menjadi prioritas
saat ini, menurut Hirai adalah memiliki portofolio produk dan bekerja sama
dengan operator untuk memastikan produk Sony "sampai ke tangan pengguna
secepat mungkin."
Kembalinya Sony Mobile
ke pangkuan Sony Corp juga disambut layaknya kembalinya seorang anak yang
hilang.
Dalam pidato Kazuo
Hirai mengatakan, "Seperti sudah disampaikan oleh Bert, bahwa per tanggal
15 Februari, Sony Mobile Communications telah menjadi 100 persen anak
perusahaan dari Sony dan saya ingin menyambut mereka sebagai pemain penting
dalam tim “One Sony”.
Dalam produk-produk
baru Sony Mobile yang diluncurkan, yakni Xperia seri S, P, dan U, nama yang
tertera adalah Sony make.believe. Namun logo bulatan serupa yin dan yang yang
dulu dipakai Sony Ericsson masih ditemukan di bagian belakang ponsel. Meski
begitu, beberapa sumber menyebutkan bahwa logo itu mungkin tidak akan dipakai
lagi di masa mendatang.
( sumber : tekno.kompas.com )
BAB
4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini
adalah :
1.
Joint venture Sony Ericsson adalah suatu
unit terpisah yang melibatkan dua peserta aktif sebagai mitra yaitu Sony dengan
Ericsson.
2.
Setelah melakukan joint venture,
perusahaan tersebut mengalami peningkatan produksi dan pendapatannya.
3.
Selain pembagian saham 50 : 50, penulis
tidak dapat menemukan dari sumber manapun mengenai metode akuntansi yang mereka
gunakan.
4.
Karena pembagian saham mereka 50 : 50,
maka mereka cenderung lambat dalam mengambil keputusan.
5.
Jika joint venture mengalami masalah,
salah satu pihak bisa melakukan akuisisi sperti yang dilakukan Sony terhadap
Ericsson dalam bisnis ponsel.
4.2. Saran
Ketika perusahaan melakukan
kerjasama joint venture, perlu memperhatikan beberapa masalah yang timbul.
Diantaranya adalah :
1. Perbedaan bahasa yang dapat
mengganggu kelancaran komunikasi antara pihak lokal dengan pihak asing.
Maka dari itu perlu adanya seseorang yang menguasai
bahasa asing atau bahasa internasional demi menjaga kelancaran komunikasi dan
mencegah terjadinya kesalah pahaman dari masing – masing pihak.
2.
Perbedaan
manajemen perusahaan dalam mengatur dan menjalankan perusahaan masing – masing.
Dalam hal ini, setiap anggota joint venture pasti
ingin menerapkan manajemen masing – masing pada perusahaan joint venture
tersebut. Sehingga perlu adanya diskusi yang benar – benar matang supaya tidak
menimbulkan masalah yang mengakibatkan gagalnya joint venture.
3.
Pembagian
saham yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
Maksud dari point ini adalah ketika perusahaan
memiliki saham yang sama besar, pengambilan keputusan untuk menyelesaikan
masalah harus dilakukan bersama – sama. Sehingga pengambilan keputusan menjadi
lambat. Berdasarkan hal ini beberapa perusahaan membaginya dengan tidak sama
besar dan disesuaikan dengan kemampuan setiap perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aang, 2014. Joint Venture. (http://aangkuro.blogspot.in/2014/01/joint-venture.html?m=1)
diakses pada 22 November 2014 pukul 22.15.
Kira, Ackmad, 2009. Sejarah Sony Ericsson. (http://kiratheone.blogspot.com/2010/01/sejarah-sony-ericsson.html)
diakses pada 22 November 2014 pukul 22.15.
Anggun, 2012. Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi/Metode Ekspansi Bisnis. (http://dewianggun49.blogspot.in/2012/10/kerjasama-penggabungan-dan.html?m=1)
diakses pada 22 November 2014 pukul 22.15.
Nisa, Khairun, 2014. Akuntansi Joint Venture. (http://knnisaa.blogspot.in/2014/03/akuntansi-joint-venture.html?m=1)
diakses pada 22 November 2014 pukul 22.20.
saya bleh share.............
BalasHapusthanks blog yg bermanfaat
BalasHapusHere is Mr Benjamin contact Email details, 247officedept@gmail.com. / Or Whatsapp +1 989-394-3740 that helped me with loan of 90,000.00 Euros to startup my business and I'm very grateful,It was really hard on me here trying to make a way as a single mother things hasn't be easy with me but with the help of Mr Benjamin put smile on my face as i watch my business growing stronger and expanding as well.I know you may be surprised why I put things like this here but I really have to express my gratitude so anyone seeking financial help or going through hardship with their business or want to start a business project can see this and have hope of getting out of the hardship..Thank You.
BalasHapus